SRI DATANG BERSAMA PAK TANI DESA BOYOLANGU


Sosialisasi program SRI
    Sekitar pukul 19.00, Balai Desa Boyolangu tgl.24 april 2012 tampak ramai. Sekitar puluhan petani berkumpul di pendopo kantor balai desa. Malam itu mereka akan menerima bantuan program SRI, selain itu menjadi saksi di mulainya babak baru budidaya padi, teknologi SRI sebagai suatu program yang diharapkan mampu meningkatkan produksi petani, salah satunya kecamatan boyolangu yang merupakan salah satu sentra produksi padi kabupaten tulungagung.

Hal ini diungkapkan Budi Wahyunadi, SPt ketua team penyuluh lapang BPP Boyolangu, budidaya SRI hanya berbeda dalam umur bibit yang digunakan di bandingkan dengan sistem konvensional yang biasa dilakukan petani yaitu tidak lebih dari 12 hari setelah semai.
             Kehadiran SRI mendapat dukungan dari semua pihak yang hadir di pertemuan, Ketua kelompok tani ngudi utomo Mujianto menuturkan dari program ini setiap petani dikelompok ngudi utomo mendapatkan benih 5kg, pupuk organik 4 sak dan subsidi ongkos bajak. Melihat kondisi lahan Desa Boyolangu tentunya ini harus mendapat perhatian khusus, karena lahan sulit dikeringkan pada MK II, seperti saat ini. Bantuan HIPPA sangat berperan besar dalam hal drainase.
                Di bagian lain, Yoyong Octabaryadi, SP penyuluh pertanian Desa Boyolangu dan Desa Moyoketen mengungkapkan, pihaknya akan terus mengawal sistem budidaya SRI ini sampai berhasil. Bukti diberbagai wilayah yang sudah menerapkan sistem tanam ini menunjukan hasil yang sangat signifikan dari segi produksi. Anggota kelompok yang mengikuti program ini disarankan menanam dengan cara jajar legowo, dan pupuk organik yang cukup terutama daerah yang sering "ambles" asem-asemen.

Persemaian SRI
        Sementara itu, Pengamat Hama dan Penyakit Pramudiono,SP   sendiri   sangat mendukung program SRI yang di luncurkan lewat   Dinas   Pertanian Tanaman Pangan Kabupaten Tulungagung, melalui   Mantri   Pertanian. Program ini akan mempercepat target pemerintah   surplus   beras 10 juta ton. Desa Boyolangu yang termasuk daerah   endemis tikus   harus waspada dan mampu mengantisipasi sedini   mungkin dengan   gropyokan tikus. "Semoga dengan adanya   pengenalan teknologi SRI ini petani Kecamatan Boyolangu yang   tergabung dalam desa SRI (Boyolangu, Ngranti, dan Sobontoro)   memberikan warna baru teknik budidaya petani yang selama ini msh konvensioanal. Dari segi biaya produksi dan hasil produksi diharapakan mampu meningkatkan tarap hidup petani dan keluarganya" jelas Samto, SP mantri tani Kecamatan Boyolangu.

Komentar

  1. semangat......semoga dng alikasi sri meningkatkan produksi daat diraih

    BalasHapus
  2. P. yoyong, selamat membina petani dengan sistem sri agar tujuan program P2BN tercapai.

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini